Kesehatan Mental merupakan suatu hal
yang sangat penting yang terdapat dalam diri manusia. Kesehatan mental dan
kesehatan fisik pada manusia harus seimbang.
Menurut WHO, Kesehatan
Mental didefinisikan sebagai keadaan dimana individu merasa sejahtera.
Kesehatan mental yang baik ditandai dengan:
-Kemampuan
individu mengetahui potensinya dan memaksimalkan potensi tersebut.
-Kemampuan
individu mengatasi situasi menekan yang dihadapinya.
-Kemampuan
individu untuk bekerja secara produktif dan bermanfaat di tempat kerja, keluarga, komunitas, dan di
antara teman.
Menurut Pieper dan Uden (2006);
Kesehatan mental adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak mengalami
perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis
terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya,
kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam
kehidupan sosialnya serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Jadi manusia tidak hanya memerlukan
kesehatan secara fisik namun juga sehat secara mental. Karena kesehatan mental
akan berpengaruh pada aktivitas sosialnya sehari-hari.
Sejarah Kesehatan Mental
Menurut Alexander Schneider, Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang
mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan
untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan
mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri.
Kesehatan Mental tentu berkembang dari masa ke masa:
Pada tahun 1950,
organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya
NationalAssociation for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus
berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu
perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini
dikembangkan melalui The World Federation for Mental Health dan The World
Health Organization.
Dalam perkembangan
selajutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi dikalangan
orang-orang kristen. Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826)
menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem
penyakit mental. Dia telah terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di
Paris. Di rumah sakit ini, para pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat
ditembok dan ditempat tidur. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil,
mereka tidak menunjukkan lagi kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya
sendiri.
Dan pada Masa ilmiah,
dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai
kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan alam di Eropa. Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita
dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan
dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila dan
memperbaiki banyak rumah sakit jiwa di Amerika dan Eropa.
Kesehatan
mental yang kita miliki tidak selalu sama. Dapat berubah karena adanya perubahan
lingkungan serta kita yang terus bergerak melewati tahapan kehidupan yang
berbeda.
Konsep Sehat
Memahami konsep kesehatan tidak pernah
dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan kebudayaan. Sepanjang
sejarah makna sehat dan sakitarnya ternyata dipengaruhi oleh peradaban.
Kesehatan
mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa(neurose) dan
dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
Berbagai
kalangan psikiatri (kedokteran jiwa) menyambut baik definisi ini. Seseorang
dikatakan bermental sehat bila terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa,
yaitu adanya perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya
kegairahan bekerja pada diri seseorang dan bila gejala ini meningkat akan
menyebabkan penyakit anxiety, neurasthenia dan
hysteria. Adapun orang yang sakit jiwa biasanya akan memiliki pandangan
berbeda dengan orang lain inilah yang dikenal dengan orang gila.
- v Faktor-faktor Demografis dan Klasifikasi Sosial
- v Dukungan Sosial
- v Daur Hidup Keluarga
- v Evaluasi terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu
- v Ideologi Peran Jenis Kelamin
Jadi, dapat dikatakan bahwa konsep kesehatan mental yaitu terhindarnya
seseorang dari gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan
diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin
dan membawanya pada kebahagiaan bersama, serta tercapainya keharmonisan jiwa
dalam hidup.
Perbedaan Konsep Kesehatan Mental
Barat & Timur
Dalam kesehatan mental, faktor kebudayaan memiliki peranan
yang penting. Hubungan kebudayaan dengan kesehatan mental dikemukakan oleh
(Wallace, 1963) meliputi:
- Kebudayaan yang mendukung dan menghambat kesehatan mental.
- Upaya peningkatan dan pencegahan gangguan mental dalam telaah budaya.
- Kebudayaan memberi peran tertentu terhadap penderita gangguan mental.
- Berbagai bentuk gangguan mental karena faktor kultural.
Budaya Barat dan Timur ternyata memiliki perbedaan yang
mendasar mengenai konsep sehat-sakit. Perbedaan ini kemudian memengaruhi sistem
pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya, pandangan mengenai kesehatan mental
juga berbeda. Namun dengan kemajuan teknologi dan komunikasi yang membuat
relasi antar manusia semakin mengglobal, pertemuan antara kedua budaya ini
tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang ini ditemui berbagai cara
penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan sistem pengobatan antara
kedua kebudayaan. Selain itu budaya juga mempengaruhi tindakan penanganan yang
dilakukan terhadap gangguan mental itu sendiri.
Perbedaan konsep kesehatan mental budaya barat dan timur yaitu
Barat lebih memandang kesehatan bersifat dualistik yaitu mengibaratkan manusia
sebagai mesin yang sangat dipengaruhi oleh dominasi medis. Sedangkan Timur
lebih bersifat holistik, yaitu melihat sehat lebih secara menyeluruh saling
berkaitan sehingga berpengaruh pada cara penanganan terhadap penyakit.
Daftar Pustaka
Semiun, Yustisnus.
(2006). Kesehatan mental 1.
Yogyakarta: Kanisius.
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_10502223.pdf
Sutardjo A.
Wiramihardja. (2010). Pengantar Psikologi
Abnormal. Bandung : Refika Aditama
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan
Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press